Investor Parameter

 |  HOME  |  NEWS UPDATE  |  ECONOMY ISSUE  |  MARKET HILIGHT  |  CORPORATE  |  REGULATION  |  INDUSTRY  |  COMMODITY  |  RESEARCH & ANALYSIS  |  EDITORIAL  |

Menopang Optimisme Indonesia

Realitas terpuruknya nilai tukar rupiah dalam beberapa hari terakhir menimbulkan beragam tanggapan. Kekhawatiran sudah pasti ada. Masyarakat seolah dipaksa untuk mengingat kembali peristiwa tahun 1998 tatkala rupiah terdepresiasi begitu dalam. Kalau ada pengalaman masa lalu yang tidak ingin diulangi kembali, pastilah semua orang akan menyebut krisis moneter tahun 1997/1998 itu.

Dalam kondisi yang mencemaskan ini, faktor eksternal kembali disebut-sebut.

Kekhawatiran mungkin saja bisa teredam untuk beberapa saat. Apalagi ketika kita menyaksikan pemerintah tampak biasa-biasa saja. Wapres JK pun menolak pendapat yang mengatakan bahwa realitas melemahnya rupiah terhadap dolar AS sebagai tren pelemahan rupiah itu. Bukan JK kalau tidak dapat memberikan tanggapan dan jawaban yang diplomatis.

3000 Ton Sawit Sebatik Diekspor ke Malaysia

Pengusaha kelapa sawit Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara menyebutkan sebanyak 3.000 ton tandang buah segar (TBS) kelapa sawit hasil perkebunan Pulau Sebatik dijual ke Malaysia setiap bulan.

Ahmad, salah seorang pengusaha kelapa sawit Pulau Sebatik, Sabtu mengatakan, besarnya TBS kelapa sawit produksi perkebunan masyarakat setempat sangat merugikan pemerintah Kabupaten Nunukan karena tidak mendapatkan “budget” dari hasil penjualan tersebut.

2015: Toyota Pesimis Pasar Otomotif Nasional Tumbuh

PT Toyota Astra Motor Surabaya pesimistis pasar otomotif nasional tumbuh pada semester pertama tahun 2015 karena sejumlah kebijakan pemerintah pada tahun 2014 telah menurunkan angka penjualan kendaraan roda empat.

“Penyebab melambatnya penjualan mobil tahun 2014 juga dipengaruhi banyaknya calon pembeli yang menahan uangnya,” kata Kepala Cabang Auto 2000 Kertajaya, Hasan, di Surabaya, Sabtu.

Kembangkan Energi Listrik Investor Layak Dapat Insentif

Pemerintah berencana menyesuaikan tarif listrik nonsubsidi yang akan dilakukan untuk delapan golongan per Januari 2015. Tujuannya, mempertahankan kelangsungan penyediaan tenaga listrik, peningkatan mutu pelayanan pada konsumen, dan peningkatan rasio elektrifikasi. Selain itu diharapkan subsidi listrik nantinya akan lebih tepat sasaran untuk golongan menengah ke bawah.

Desentralisasi Pengelolaan Pembangkitan Dinilai Berakibat Mahalnya Energi Listrik

Desentralisasi pembangkit dan pengelolaan dinilai bisa menjadi salah satu solusi keterbatasan dan mahalnya energi listrik di Indonesia. Selama ini pengelolaan terpusat oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), membutuhkan investasi besar sehingga melambungkan biaya produksi dan tarif listrik bagi masyarakat.

Akademisi sekaligus pakar kelistrikan Universitas Padjadjaran, M. Taufik mengatakan, di Amerika dan beberapa negara maju lain, pengelolaan listrik sudah dilakukan dengan mempertimbangkan kearifan lokal. 


Investor Asia Lebih Agresif Tanam Modal

Asosiasi Minuman Ringan (Asrim) menyatakan investor dari Asia lebih agresif dibandingkan dengan investor asal Amerika dan Eropa dalam menanamkan modalnya di Indonesia.

Triyono Prijosoesilo, Ketua Umum Asosiasi Minuman Ringan (Asrim), mengatakan, investor dari Asia diproyeksi paling siap menggarap pasar industri minuman ringan di Indonesia, sementara investor asal Eropa dan Amerika yang telah mempunyai bisnis di tanah air, diproyeksi akan terus melebarkan ekspansi bisnisnya.

Pemerintah Segera Rombak Sistem Perpajakan

Pemerintah menegaskan upaya mereformasi sistem perpajakan Indonesia bukan sekedar wacana. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyetujui Kementerian Keuangan untuk membenahi regulasi dan kelembagaan perpajakan dalam waktu dekat.

"Presiden sepakat bahwa untuk mencapai target (pajak) harus ada hal-hal yang ditambahkan dan dibenahi," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Jakarta, Jumat (21/11).

Investasi Melonjak Capai USD 18,7 Miliar

Sejak bulan Oktober 2014 hingga pertengahan Desember 2014, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat minat investasi melonjak, nilainya mencapai USD18,7 miliar. Dari total investasi tersebut di antaranya merupakan kontribusi sektor prioritas seperti kelistrikan, industri padat karya, pertanian, maritim dan substitusi impor.

Menurut Kepala BKPM, Franky Sibarani, angka tersebut sangat mungkin bertambah karena dari 43 investor yang sudah menyatakan minatnya, 18 di antaranya yang sudah menyampaikan nilai investasi.

Pasokan Gula Kurang Industri Makanan Minuman Melemah

Sebagai salah satu industri yang sedang berkembang pesat. Apalagi sangat tergantung dengan minyak bumi dan gas. Yaitu industri makanan dan minuman. Namun dalam kurun waktu terakhir ini mengalami pelemahan karena kurangnya pasokan gula.
 

Adhi S Lukman, Ketua Umun Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) memprediksi bahwa laju pertumbuhan industri mamin tahun depan sebesar 8 persen. Pertumbuhan itu lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan industri makanan dan minuman pada semester 1 bulan ini sebesar 9,6 persen.

KADIN Inginkan Hubungan Industrial Lebih Kondusif

Relokasi kawasan industri diklaim sebagai salah satu langkah tepat yang harus didukung oleh pemerintah untuk meminimalisasi maraknya aksi unjuk rasa yang mengakibatkan menurunnya produktivitas perusahaan. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendesak pemerintah untuk segera turun tangan mengatasi permasalahan yang dihadapi dunia ketenagakerjaan menyusul semakin maraknya aksi demo buruh.

Dunia usaha menilai sudah saatnya pemerintah menyiapkan lahan untuk relokasi industri di luar kawasan Jabodetabek. Kawasan industri yang terlalu dekat dengan pusat pemerintahan bisa mengganggu produktivitas perusahaan. Dijadikannya Jakarta sebagai pusat ekonomi juga menjadi faktor seringnya para pekerja melakukan tuntutan dengan turun jalan. Aksi turun jalan ini akan berkurang drastis apabila ada pemerataan industri di Tanah Air.

Kuartal IV 2014: Fundamental Ekonomi Indonesia Relatif Kuat dan Stabil

Menjelang pergantian tahun 2014 ke 2015, kondisi fundamental ekonomi Indonesia dikatakan oleh Bank Indonesia masih relatif kuat dan stabil untuk menahan gejolak ekonomi dunia.

Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Solikin M Juhro mengatakan kondisi fundamental ekonomi yang baik dan stabil bisa menahan gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang terjadi sejak tahun lalu.

"Rupiah bisa menguat, apabila kondisi fundamental ekonomi kuat, antara lain pertumbuhan ekonomi sehat dan defisit transaksi berjalan tidak terlalu bengkak," katanya saat memberikan materi pelatihan wartawan di Surabaya, Minggu (14/12/14).

Anomali Pergerakan Kurs Rupiah di Akhir 2014

Perkembangan nilai tukar rupiah terhadap ­dolar AS menjelang akhir tahun ini menarik untuk dicermati. Ini lantaran terjadi pergerakan yang aneh dan kontroversial, yaitu pelemahan rupiah terjadi ­ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru menguat cukup signifikan.

Logikanya, ketika bursa saham domestik­­ ­merekah, maka akan memberikan efek positif ke kurs rupiah berupa apresiasi. Investor asing tentu akan mengkonversikan dolarnya ke rupiah untuk ­bertransaksi saham di pasar modal. Faktanya, teori itu tidak terjadi di Indonesia.

Petani Tebu Desak Kemendag: Industri Beli Gula Petani Tunda Impor

Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) berharap Pemerintah dan industri makanan/minuman (mamin) bijak dan berpihak pada petani terkait ­dengan stok 400.000 ton yang menumpuk. Pengertian 'bijak', pemerintah dan industri tidak seharusnya mengambil jalan pintas dengan jor-joran impor raw sugar. ­

Kepada redaksi Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikoen mengatakan, "Mendingan 400.000 kilo gula (petani) dibeli, digiling jadi raw sugar. Kondisinya sudah baik. Kalau tetap tidak bisa (beli), kami minta pertanggung-jawaban Menteri Perdagangan," (17/12).

Pemerintah Berharap Rupiah Stabil di 2015

Perekonomian Amerika Serikat mengalami perbaikan yang cukup signifikan, dan membuat dolar Amerika Serikat (AS) pulang ke negaranya. Akibatnya, stok dolar AS semakin terbatas dan membuat tekanan pada mata uang lainnya.

Nilai tukar rupiah saat ini dinyatakan berada di bawah tingkat harga keseimbangan pasarnya, alias terlalu murah atau undervalued. Namun, masyarakat diminta tak panik. Peningkatan ekspor dan penurunan impor diharapkan terjadi, untuk memperbaiki nilai tukar ini.

2015: Industri Mamin Butuh 3,2 Juta Ton Gula Rafinasi

Produsen makanan dan minuman olahan meramalkan kebutuhan gula rafinasi pada tahun 2015 mencapai 3,2 juta ton.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gappmi) Adhi S. Lukman mengatakan jumlah tersebut bertambah sekitar 200.000 ton dari kebutuhan gula kristal rafinasi (GKR) pada tahun ini.

"Gula rafinasi yang sudah terserap sampai Oktober kemarin sekitar 2,8 juta ton oleh industri mamin," katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (18/11/2014).

Pemerintah Mulai Paksa Penunggak Pajak

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan melakukan berbagai cara agar para penunggak pajak dapat membayar pajak terutangnya. Hal ini dilakukan secara selektif terutama kepada pemilik utang pajak lebih dari Rp100 juta.

"Langkah pertama kita coba penagihan pajak. Kalau tidak bersedia kita paksa," ungkap Dadang Suwarna, Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Ditjen Pajak.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Trending Topic