Investor Parameter

 |  HOME  |  NEWS UPDATE  |  ECONOMY ISSUE  |  MARKET HILIGHT  |  CORPORATE  |  REGULATION  |  INDUSTRY  |  COMMODITY  |  RESEARCH & ANALYSIS  |  EDITORIAL  |

Desentralisasi Pengelolaan Pembangkitan Dinilai Berakibat Mahalnya Energi Listrik

Desentralisasi pembangkit dan pengelolaan dinilai bisa menjadi salah satu solusi keterbatasan dan mahalnya energi listrik di Indonesia. Selama ini pengelolaan terpusat oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), membutuhkan investasi besar sehingga melambungkan biaya produksi dan tarif listrik bagi masyarakat.

Akademisi sekaligus pakar kelistrikan Universitas Padjadjaran, M. Taufik mengatakan, di Amerika dan beberapa negara maju lain, pengelolaan listrik sudah dilakukan dengan mempertimbangkan kearifan lokal. 




“Pembangkit listrik di setiap daerah di negara itu, disesuaikan dengan sumber energi yang ada dan dikelola untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat,” katanya dalam seminar kelistrikan di Auditorium Bale Santika, Unpad Jatinangor.

Menurut Taufik, biaya pembangkit lokal akan jauh lebih rendah daripada pembangkit tersentralisasi. Selain skalanya yang harus besar, biaya operasional pembangkit tersebut juga tinggi karena harus memproduksi listrik dalam jumlah besar untuk kebutuhan di banyak daerah.

Terlebih jika sumber energi yang digunakan tidak terbarukan. Energi fosil saja saat ini hanya tersisa untuk berbagai kebutuhan energi nasional selama sekitar 23 tahun lagi. Adapun batubara yang bisa digunakan untuk PLTU juga hanya cukup untuk 80 tahun lagi. Angka itu kemungkinan juga berkurang karena setiap tahun pertumbuhan konsumsi listrik nasional mencapai 7 persen.

energi.co
 
Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Trending Topic