Sebagai salah satu industri yang sedang berkembang pesat. Apalagi sangat tergantung dengan minyak bumi dan gas. Yaitu industri makanan dan minuman. Namun dalam kurun waktu terakhir ini mengalami pelemahan karena kurangnya pasokan gula.
Adhi S Lukman, Ketua Umun Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) memprediksi bahwa laju pertumbuhan industri mamin tahun depan sebesar 8 persen. Pertumbuhan itu lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan industri makanan dan minuman pada semester 1 bulan ini sebesar 9,6 persen.
"Kalau data 2013 semua industri ini nilainya Rp940 triliun. Semester I kemarin (2014), pertumbuhannya 9,6 persen, semester II saya pikir agak sedikit lambat karena efek setelah lebaran, saya pikir 8 persen. Tahun depan saya pikir juga sama," ungkapnya.
Adhi mengatakan bahwa perlambatan pertumbuhan itu terjadi karena banyaknya hambatan di dalam industri makanan dan minuman belakangan ini, salah satunya kurangnya pasokan bahan baku gula rafinasi. Selain itu, banyaknya bahan baku lain yang impor juga menjadi salah satu hambatan.
"Apa lagi dengan kurs Rupiah yang terus melemah. Itu salah satu yang menghambat industri mamin juga. Karena dengan anjloknya rupiah otomatis kami harus menaikan harga, kalau harga naik otomatis daya beli juga melemah," imbuhnya.
"Saya juga sudah bilang ke Menteri harus ada dukungan juga dari hulu, karena percuma juga kalau di dukung hanya hilirnya saja, pertumbuhannya juga akan melambat. Termasuk ijin-ijin juga. Kalau tidak banyak halangan pertumbuhannya mungkin bisa sampai dua digit," tuturnya.
mitrainvestor.com
Investor Parameter
|
HOME |
NEWS UPDATE |
ECONOMY ISSUE |
MARKET HILIGHT |
CORPORATE |
REGULATION |
INDUSTRY |
COMMODITY |
RESEARCH & ANALYSIS |
EDITORIAL |
Trending Topic
-
Desentralisasi pembangkit dan pengelolaan dinilai bisa menjadi salah satu solusi keterbatasan dan mahalnya energi listrik di Indonesia. Se...
-
Produsen makanan dan minuman olahan meramalkan kebutuhan gula rafinasi pada tahun 2015 mencapai 3,2 juta ton. Ketua Umum Gabungan Pengusah...
-
Pengusaha kelapa sawit Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara menyebutkan sebanyak 3.000 ton tandang buah segar (TBS) kelapa sa...
-
Asosiasi Minuman Ringan (Asrim) menyatakan investor dari Asia lebih agresif dibandingkan dengan investor asal Amerika dan Eropa dalam mena...
-
Realitas terpuruknya nilai tukar rupiah dalam beberapa hari terakhir menimbulkan beragam tanggapan. Kekhawatiran sudah pasti ada. Masyarak...
-
Pemerintah menegaskan upaya mereformasi sistem perpajakan Indonesia bukan sekedar wacana. Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyetujui K...